Jumat, 22 Februari 2008

Filosofi TEMPO

gambar diambil dari http://www.aperfectworld.org/music.htm



Tempo. Berasal dari bahasa Itali, hasil serapan dari Tempus (Latin), yang berarti Time (Inggris) atau Waktu. Waktu merupakan bidang datar dimana sebuah kehidupan eksis diatasnya. Sama seperti hidup, yang tidak lepas dari jagad ruang dan waktu, musik pun memiliki jagad tempo sebagai eksistensinya.

Satuan dari jagad tempo -- agar dapat dihitung, adalah BPM, Beats Per Minute -- berapa banyak beat dalam satu menit. Jadi kalo kita mendengar temponya 120, atau 90, itu artinya ada 120 beat dalam satu menit, atau ada 90 beat dalam satu menit.

Alat ukur yang digunakan dalam tempo adalah metronome.Alat ini menunjukan bpm, baik secara audible maupun visual. Untuk contoh dapat dilihat disini (online metronome).

Menguasai tempo menjadi teramat penting bagi setiap musisi. Sayangnya kebanyakan dari musisi salah-kaprah dengan melemparkan tanggung jawab bersama ini hanya kepada seorang drummer.

Ada dua alasan utama tanggung jawab tempo bukan hanya milik seorang drummer. Pertama, tujuan awal drumset ada dalam sebuah big band, bukan untuk menjaga tempo. Era awal drumset hadir dalam sebuah musik, bertujuan untuk memberi warna baru, bukan menjadi 'penjaga tempo'. Karena sebelum drum hadir, musik baik-baik saja, tanpa kendala dalam tempo. Jadi bukan karena musik bermasalah dalam hal tempo sehingga drum hadir sebagai solusi. Alasan yang kedua dan teramat mendasar, karena, kembali lagi, tempo merupakan jagad kita bermusik. Sehingga jika jagad tsb hanya milik satu instrumen saja (dalam hal ini drum), maka musik hanya menjadi milik drummer seorang.

Sayangnya, walaupun tempo merupakan tanggung jawab bersama anggota band, tidak mudah untuk menyamakan paradigma ini kepada anggota lainnya, lagi pulah lebih enak melempar tanggung jawab kepada sso dari pada memikulnya bersama kan.

Ada setidaknya tiga alasan drummer menjadi kambing-hitam selama ini. Pertama, karena drum tidak memiliki octave, sehingga bagi musisi lain, apa lagi gunanya drum selain mengurusi ketukan dan tempo. Kedua, karena drum berada di tepi jurang, sehingga riskan untuk membuat musisi lain kehilangan alur tempo. Yang terakhir, karena beberapa genre, seperti rock, hanya 'memerlukan' beat dasar, sehingga drum lekat dengan time keeping.

Kita memang sudah mengetahui bahwa selama ini drummer menjadi kambing hitam dari paradigma yang keliru atas tempo. Walaupun demikian ada dua alasan utama, mengapa drummer sebaiknya memperhatikan tempo mereka. Pertama, karena drum tidak memiliki interval nada, sehingga bergesernya tempo sangat mempengaruhi posisi musik satu band. Alasan terakhir, karena drum menjadi kerangka untuk bermusik (khususnya musik kontenporer). Tanpa kerangka yang pas, akan sulit untuk membangun sebuah atmosfer bermusik.

Dengan kebiasaan musisi lain mengkambing-hitamkan drummer, tidak sedikit drummer yang stress terhadap tempo mereka, dan tempo menjadi momok tersendiri bagi seorang drummer. 'Bagaimana sih cara melatih tempo?', merupaka pertanyaan favorit yang diajukan oleh drummer mana pun.

Ada dua tips yang bisa saya bagikan. Yang pertama, berlatih menggunakan metronome. Jawaban kelasik, namun ini benar. Apapun yang kamu latih, selalu gunakan metronome. Ini membuat kamu tahu apa yang kamu mainkan, serta mengenal tempo itu sendiri. Tidak hanya sampai disitu. Saat kamu sudah terbiasa berlatih menggunakan tempo, mulai untuk menurunkan volume metronome (tentunya metronome digital). Lakukan secara bertahap, sampai kamu tidak perlu mendengarkan suara metronome tsb (tentunya membutuhkan waktu yang sangat lama).

Tips yang kedua, gunakan motion! Mungkin ini sebanarnya yang teramat penting. Analogi motion sama seperti berjalan kaki, seperti kata Dave Weckl dalam dvdnya A Natural Evolution. Kita tidak perlu mempelajari tempo saat berjalan kaki, namun saat kita berjalan kaki, kita cendrung untuk konstan. Perhatikan motion-mu, gerak tangan dan posisinya, karena itu merupakan metronome alamiah dalam tubuhmu.

Secara alamiah, tubuh kita membentuk sebuah tempo. Setiap sel dalam tubuh kita melakukan pembelahan dalam kurun waktu tertentu. Bahkan peredaran darah dalam tubuh kita memiliki waktu tertentu untuk beredar dalam tubuh kita. Detak jantung orang normar berada pada 60-80 bpm, yang berarti sekitar 120 kali jumlah buka-tutup pada klep jantung. Ini juga yang menjelaskan, mengapa secara alami merasa nyaman main pada tempo 120bpm.


"tempo tidak membuat musik menjadi kaku, malah sebaliknya, musik akan hidup. Karena tempo membuat jagad imajinasi murni musik menjadi realita"

5 comments:

Punkdhut mengatakan...

tulisan yang buagus!
Perlu gw tambahkan, mitos drummer Rock sebagai time keeper dan hanya memainkan beat2 dasar, sudah dijungkirbalikkan oleh Mitch Mitchell, drummernya Jimi Hendrix Experience. Groovenya mampu menandingi solo-solo edannya bung Jimi (walau tetap gitaris itu yg dapet sorotan!)dan menjadi bagian penting dalam setiap komposisi musik mereka.

RenaldOctaV mengatakan...

keren! ! !
memang slama ini aq teruz pusing memikirkan tempo ,padahal menurut saya bkn hanya seorang drumer yg harus memperhatikan tempo tp semua player . . .slama ini ampe skrng aq d jadikan kambing hitam dengan tempo . . . tpi saya pun msh berlatih untuk lebih baik lg. . .

joh juda mengatakan...

@Punkdhut: itu sebabnya saya gunakan tanda petik :)

@RenaldTheRaveCaem: thanks bro.

Unknown mengatakan...

setuju dengan RenaldTheRaveCaem harus nya tempo di jaga bersama dan saling melengkapi dan mem-back-up satu sama lain, tidak melulu di beban-kan ke drummer, meskipun andil terbesar tetap di tangan seorang drummer, or berarti pemain yang lain nggak punya feel yang bagus mengenai tempo hahaha...kidding...

Unknown mengatakan...

Bro numpang share ya..tulisan nya buagus banget....